museum

Museum Kehutanan "Ir. Djamaludin Suryohadikusumo"

Kementerian Kehutanan, Kompleks Manggala Wanabakti Blok VI, RT.01/03, Jl. Gatot Subroto

Museum Kehutanan “Ir. Djamaludin Suryohadikusumo" merupakan satu-satunya museum di Provinsi DKI Jakarta dengan tema kehutanan. Museum pertama kali diresmikan pada 24 Agustus 1983 dengan nama Museum Kehutanan Manggala Wanabakti. Pada 5 Juni 2015, nama museum diganti menjadi Museum Kehutanan Ir. Djamaludin Suryohadikusumo di bawah kepemilikan dan pengelolaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Repubik Indonesia. Museum Kehutanan “Ir. Djamaludin Suryohadikusumo" ini dibangun dengan tujuan sebagai pusat informasi dan dokumentasi kehutanan di Indonesia.

museum

Monumen Yogya Kembali

Jl. Jongkang

Monumen Yogya Kembali dibangun pada 29 Juni 1985 diawali dengan upacara tradisional penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Gagasan pendirian monumen ini dilontarkan oleh Kolonel Sugiarto selaku Walikotamadya Yogyakarta dalam peringatan Yogya Kembali yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta pada 29 Juni 1983. Pemilihan nama Yogya Kembali dimaksudkan untuk mengenang peristiwa sejarah ditariknya tentara pendudukan Belanda dari Ibukota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949. Peristiwa ini menjadi tanda awal bebasnya Bangsa Indonesia secara nyata dari kekuasaan Pemerintah Belanda. Pembangunan monumen berbentuk kerucut yang terdiri dari 3 lantai ini selesai dibangun dalam waktu empat tahun. Monumen Yogya Kembali resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada tanggal 6 Juli 1989.

museum

Museum Kanker Indonesia

Jl. Kayun 16-18

Museum Kanker Indonesia atau Museum Kanker Indonesia Yayasan Kanker Wisniwardhana (MKI-YKW) merupakan museum khusus yang didirikan pada 2 November 2013, di Surabaya, Jawa Timur. Tujuan didirikannya museum ini adalah untuk melakukan usaha pengoleksian, mengkonvervasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda-benda atau materi-materi nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, hiburan dan kesenangan dengan memasukkan unsur sejarah kanker. Koleksi yang dipamerkan di museum berupa alat bantu pengenalan kanker, pencegahan, diagnosa awal, penyembuhan, rehabilitasi, paliatif, sejarah dan kebudayaan. Museum Kanker Indonesia akan menjadi museum kanker pertama di dunia serta menjadi model untuk menggalang dan mempersatukan kekuatan dalam melakukan upaya menanggulangi kanker. Selain itu, museum juga diharapkan untuk menyajikan pemenuhan kebutuhan penginderaan manusia meliputi indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Museum ini berada di bawah kepemilikan dan pengelolaan Yayasan Kanker Wisnuwardhana.

museum

Museum Anti Narkoba (Wale Anti Narkoba)

Kompleks Pa’dior Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara, Jl. Raya Pinabetengan

Museum Anti Narkoba (Wale Anti Narkoba) merupakan museum yang pembangunannya dilatarbelakangi dengan semakin tingginya jumlah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, termasuk di Sulawesi Utara (Sulut). Ketua Umum Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara (YISBSU), Irjen. Pol. (P) Dr. Benny J Mamoto (Mantan Deputi bidang Pemberantasan BNN) menginisasi pendirian Wale Anti Narkoba (WAN) pada tanggal 26 Februari 2014. Kata Wale sendiri berarti rumah dalam bahasa Minahasa, Sulawesi Utara. WAN adalah museum bertemakan informasi Narkoba pertama kali di Indonesia. Lebih tepatnya, WAN adalah media pendidikan bagaimana mencegah serta memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, yang berisi data dan informasi komprehensif dengan menggunakan multi raga. Lokasi museum WAN bertempat di dalam Kompleks Pusat Kebudayaan Sulawesi Utara (Pa’dior), Jl. Pinabetengan, Tompaso-Minahasa Sulawesi Utara. Di dalam kompleks ini juga terdapat beberapa museum lainnya, seperti Museum Pinawentengan, Museum Rekor, Museum Tenun, dan lain-lain.

museum

Museum Loka Budaya merupakan museum yang didirikan pada 1970 dan diresmikan oleh Prof. Dr.Ida Bagus Mantra pada 1 Oktober 1973. Museum ini berada di bawah Lembaga Antropologi Universitas Cendrawasih. Akan tetapi, dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1980 tentang Penataan Organisasi Perguruan Tinggi/ Institut Negeri, maka Lembaga Antropologi khususnya bagian penelitian dilebur menjadi Pusat Penelitian Universitas Cendrawasih. Sedangkan Museum Loka Budaya tidak tertampung dalam struktur unit lainnya. Oleh sebab itu, pada tahun 1990 dikeluarkan Surat Keputusan Rektor Tanggal 4 Juli 1990 No: 1698/PT.23.H/C/1990, yang menjadikan Museum Loka Budaya sebagai Unit Pengelola Teknis berada dibawah pengawasan Rektor Universitas Cendrawasih.

museum

UPT Museum La Pawawoi

Jl. MH Thamrin No. 9, ManurungngE, Kecamatan Tanete Riattang

Pembentukan Museum La Pawawoi diprakarsai oleh Kepala Daerah Tingkat II Bone H. Suaib dan Kepala Kebudayaan Andi Muh. Ali Petta Nompo. Pada tanggal 5 Januari 1971 dibentuklah Museum La Pawawoi berdasarkan keputusan Kepala Daerah Tingkat II Bone Nomor: 1/DN.K/KPTS/1/1971. Museum La Pawawoi menggunakan gedung Saoraja Andi Mappanyukki sebagai bangunan utama museum. Penamaan Museum La Pawawoi diinisiasi oleh Bapak H. Suaib selaku Kepala Daerah Tingkat II Bone. Beliau yang baru saja tiba dari Jakarta dalam rangka penetapan La Pawawoi sebagai pahlawah nasional terinspirasi atas jasa dan sepak terjang La Pawawoi ketika berperang melawan Belanda tahun1905. Oleh karena itu nama La Pawawoi kemudian dijadikan nama museum yang baru saja diresmikan. Pendapat lain juga mengatakan bahwa penamaan La Pawawoi digunakan sebagai nama museum dikarenakan koleksi-koleksi kerajaan yang dipamerkan di museum ini merupakan koleksi yang dulunya berada di Saoraja La Pawawoi (Bola Subbi’e). Banguan Museum La Pawawoi yang saat itu telah berusia 48 tahun diputuskan akan dipugar untuk menjaga kondisinya. Gedung Museum La Pawawoi dipugar pada proyek pemugaran dan pemeliharaan peninggalan sejarah dan purbakala Sulawesi Selatan. Proyek tersebut membutuhkan dua tahun anggaran untuk penyelesaian yaitu tahun 1979/1980 sampai dengan 1980/1981. Setelah pemugaran selesai, Museum La Pawawoi diresmikan Kembali oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Daud Yusuf pada tanggal 14 April 1982.

Testimoni