museum

Museum Bandar Cimanuk

Jl. Veteran No.5

Museum Bandar Cimanuk atau dikenal dengan sebutan MBC Dideklarasikan pada Tahun 2015 atas inisiasi komunitas penggiat Sejarah dan Cagar Budaya Lokasi Museum berada di pusat Kota Indramayu, tepatnya di kawasan Kota Toea Indramajoe Jl. Veteran No. 5 Indramayu yang dulu disebut sebagai Jalan TJIMANOEK karena memang kawasan ini adalah jejak Pelabuhan Cimanuk pada Abad 16 Gedung Museum Bandar Cimanuk adalah Eks Gedung Djawatan Penerangan 1890 yang merupakan salah satu Bangunan Bersejarah di Kabupaten Indramayu Koleksi Museum berasal dari Yayasan Indramayu Historia Indonesia sebagai Pendiri Museum juga beberapa berasal dari masyarakat berupa Dokumentasi Foto Lama, Naskah Kuno, Pusaka dan Benda - Benda Seni yang berhubungan dengan berdirinya Kota Indramayu Museum Bandar Cimanuk adalah satu - satunya Museum yang dirintis oleh Komunitas dan hingga saat ini

museum

Museum Besalen Koripan

dukuh batokan

Koripan merupakan salah satu sentra pandai besi tertua di Jawa yang memainkan peran penting sejak masa Kerajaan Mataram Islam hingga Kasunanan Surakarta sebagai pemasok senjata seperti keris dan dikenal luas sebagai pusat pelestarian budaya metalurgi. Koripan merujuk pada 3 (tiga) desa, yaitu Desa Segaran, Desa Keprabon, dan Desa Kranggan yang kemudian terpisah menjadi wilayah administrasi mandiri. Nama Koripan sendiri berasal dari nama tokoh legendaris yang menjadi pelopor pembuatan keris pertama kali di daerah Koripan, yaitu Empu Korip. Keris hasil tempa pandai besi Koripan memiliki ciri khas tersendiri yang lazimnya disebut “Tangguh Koripan”. Keris dengan “Tangguh Koripan” telah tersebar penggunaannya di kalangan priagung Jawa pada masa peralihan Kerajaan Demak ke Kerajaan Pajang hingga Kerajaan Mataram Islam. Saat ini, dari 3 (tiga) desa yang dahulunya termasuk wilayah Koripan, hanya Desa Kranggan yang masih aktif dalam aktivitas pandai besi. Desa Kranggan sendiri terletak di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, aktivitas pandai besi Desa Kranggan mengalami pergeseran dari produksi senjata seperti keris menjadi alat pertanian seperti sabit dan parang dan peralatan rumah tangga seperti pisau dapur. Pergeseran produk tersebut disebabkan oleh kondisi topografis desa sekitar yang didominasi persawahan dan bergerak pada budidaya pertanian sehingga Desa Kranggan berfokus menjadi pemasok alat pertanian bagi desa sekitar khususnya Desa Delanggu. Selain itu, minimnya regenerasi pandai besi Desa Kranggan dan jejak sejarah budaya metalurgi Koripan yang meredup menyebabkan budaya metalurgi Koripan berpotensi hilang. Berdasarkan permasalahan tersebut, Tim PPK Ormawa KSP “Principium” Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Tahun 2025 bersama mitra menginisiasi pembentukan paket pemberdayaan untuk menghidupkan kembali budaya metalurgi Koripan di Desa Kranggan. Program ini merupakan bagian dari skema kompetitif pendanaan Direktorat Pembelajaran Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang pelaksanaannya dimulai pada bulan Juli hingga November mendatang. Program unggulan yang diusung yaitu pembangunan Besalen Koripan sebagai sarana pengenalan budaya metalurgi Koripan ke masyarakat umum. Besalen bukan sekadar dimaknai sebagai bengkel tempat penempaan besi, melainkan sebagai wisata budaya edukatif yang berkelanjutan dalam bentuk living museum. Besalen Koripan menampilkan berbagai hasil produksi para pandai besi dari Desa Kranggan, mulai dari perkakas rumah tangga, alat pertanian, hingga benda-benda logam lain yang mencerminkan keahlian metalurgi lokal. Selain itu, melalui manuskrip dan narasi sejarah yang tersaji, Besalen Koripan juga berupaya merekonstruksikan kembali perjalanan Koripan sebagai salah satu pusat peradaban logam pada masa lampau. Seluruh isi Besalen dirancang untuk menjadi sarana edukasi, refleksi budaya, serta pelestarian pengetahuan turun-temurun yang diwariskan oleh para empu dan pengrajin logam lokal. Launching Besalen Koripan akan dilaksanakan pada tanggal 7 September 2025 mendatang bersamaan dengan Festival Mbok Sri yang diadakan di Desa Delanggu. Hal ini sebagai langkah strategis untuk mewujudkan paket wisata budaya dan merealisasikan integratif interkonektif antar wilayah Desa Kranggan dengan Desa Delanggu khususnya Sanggar Rojolele. Harapannya dengan adanya Program PPK Ormawa KSP “Principium” ini dapat meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis kearifan lokal dan terlestarikannya budaya metalurgi Koripan yang berkelanjutan.

Testimoni