museum

Museum Topeng Cirebon

Jl. Siliwangi No.84 Kejaksaan

Museum Topeng Cirebon didirikan dalam rangka pemanfaatan Cagar Budaya Gedung Balai Kota Cirebon. Cagar Budaya Gedung Balai Kota Cirebon yang dahulu dikenal sebagai Gemeentehuis Cheribon, merupakan gedung yang berfungsi sebagai kantor Wali Kota (Stadhuis) dan Dewan Kota (Radhuis) Cirebon. Bangunan yang diresmikan pada tahun 1927 ini dibangun menyusul pembentukan Gemeente Cirebon. Gedung dengan ciri khas gaya Art Deco ini menjadi tempat pusat pemerintahan Kota Cirebon pada masa lalu, dan masa kini menjadi salah satu landmark Kota Cirebon. Pengalihan fungsi Balai Kota Cirebon sebagai Museum Topeng Cirebon merupakan salah satu upaya Pelindungan dan Pemanfaatan Cagar Budaya Cirebon agar bangunan cagar budaya tidak hanya lestari, tetapi juga dapat berguna bagi masyarakat luas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 tentang Museum, Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Sedangkan menurut ICOM (2022), museum adalah lembaga permanen nirlaba yang melayani masyarakat dalam meneliti, mengumpulkan, melestarikan, menafsirkan, dan memamerkan warisan benda dan warisan tak-benda. Terbuka untuk umum, dapat diakses dan inklusif, museum merawat keragaman dan keberlanjutan. Museum beroperasi dan berkomunikasi secara etis, profesional dan dengan partisipasi masyarakat, menawarkan beragam pengalaman untuk pendidikan, kesenangan, refleksi dan berbagi pengetahuan. Sebagai museum yang berada di daerah, Museum Topeng Cirebon dapat menjadi sebuah rumah warisan budaya dan ekspresi budaya yang berada di garda terdepan. Adanya pendirian Museum Topeng Cirebon memunculkan banyak potensi terkait dengan pelestarian kebudayaan dan juga pendukungan pemajuan kebudayaan. Pemajuan kebudayaan nasional berdampak terhadap banyak sektor kehidupan. Pemajuan kebudayaan berpengaruh terhadap kepribadian, ketahanan, kerukunan, dan kesejahteraan bangsa. Kegiatan Pemajuan Kebudayaan ini mencakup Pelindungan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan. Ada empat peran yang bisa diambil oleh Museum Topeng Cirebon terkait dengan pendukungan pemajuan kebudayaan, yaitu: 1). Sarana Pelindungan Kebudayaan Sebagai sebuah lembaga yang bertugas untuk melindungi dan mengembangkan koleksi, Museum Topeng Cirebon secara langsung maupun tidak langsung dapat melindungi kebudayaan topeng Cirebon khususnya dan kebudayaan Cirebon pada umumnya agar dapat terus lestari, berkembang, dan terus diteliti seiring dengan perkembangan zaman. Menyasar generasi muda, harapannya dengan adanya museum ini, generasi muda dapat terus Ikut berpartisikasi dalam melestarikan kebudayaan Cirebon. 2). Sarana Informasi Kebudayaan Cirebon Sebagai sebuah lembaga yang bertugas untuk mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat, Museum Topeng Cirebon dapat memperkenalkan budayanya yang kaya kepada masyarakat luas. 3). Wadah Ekspresi Budaya Tidak hanya sebagai sarana edukasi kebudayaan Cirebon, Museum Topeng Cirebon diharapkan dapat menjadi wadah ekspresi budaya. Misalnya dengan memanfaatkan area di dalam Balai Kota sebagai ruang serbaguna yang dapat digunakan oleh masyarakat luas untuk melaksanakan berbagai kegiatan kesenian atau bahkan memprakarsai kegiatan-kegiatan budaya. 4). Wisata Edukasi Terletak di Pusat Kota Cirebon, Museum Topeng Cirebon berpotensi untuk menjadi Pusat Informasi Kebudayaan yang dapat menghubungkan wisata-wisata kebudayaan lainnya yang ada di Cirebon.

museum

Museum Manusia Purba Klaster Dayu

Dusun/DUkuh Dayu RT 003/RW 003

Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu diresmikan oleh Wakil Presiden RI Prof. Dr. Boediono (2009-2014) pada tanggal 19 Oktober 2014. Desa Dayu dipilih menjadi salah satu lokasi pendirian museum karena posisinya yang sangat penting bagi Situs Sangiran, yaitu karena potensi desa ini akan temuan masterpiece fosil manusia purba Homo erectus tipe tipik (S17), himpunan artefak insitu (alat serpih) pada Formasi Pucangan, dan lapisan tanah purba yang terkandung di dalamnya. Hal-hal tersebut menjadikan Dayu mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan menjadi pusat informasi untuk mengetahui bukti-bukti evolusi manusia, evolusi kultural, dan evolusi lingkungan yang terjadi sejak dua juta tahun yang lalu.

museum

Banggai Laut merupakan salah satu Kabupaten yang terletak diujung timur Sulawesi memiliki sejarah masalalu dimana pernah berdirinya sebuah kerjaaan yaitu kerajaan Banggai. Hal ini tentu banyak meninggalkan banyak historis masa lampau yang berbentuk tinggalan artefak yang mengandung nilai materil. Dengan adanya tinggalan Benda Cagar Budaya tersebut menjadi dorongan kuat Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai Laut untuk mendirikan sebuah Museum Daerah guna untuk melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan tinggalan yang ada di tengah-tengah masyarakat agar dapat menjadi suatu edukasi kepada masyarakat luas tentang sejarah masa lampau. Tepatnya pada tanggal, 22 Maret Tahun 2024 telah di tetapkan oleh Bupati Banggai Laut melalui Surat Keputusan Pendirian Museum Daerah Kabupaten Banggai Laut dan tepatnya pada tanggal, 22 Juli 2024 telah di Resmikannya Museum Daerah Kabupaten Banggai Laut.

museum

Living Museum Roemah Toegoe

Jl. Raya Tugu No.7

Roemah Toegoe adalah tempat diskusi dan rujukan banyak tamu-tamu lokal dan asing tentang sejarah Kampung Tugu dan musik keroncong, keluarga Michiels merasa perlu meninggalkan legacy bagi generasi penerus dan mendedikasikan rumah tinggal kami yang telah dihuni sejak 1750an sebagai Living Museum serta sebagai bentuk komitmen kami dalam menjaga dan melestarikan budaya asli Kampung Tugu yang unik dan beragam.

museum

Cemara 6 Galeri - Toeti Heraty Museum

Jl. HOS Cokroaminoto No.9-11 RT 01/RW 03

-

museum

Museum Wayang Beber Sekartaji

Jl. Pancasila RT 08, Dusun Kanutan

Museum Wayang Beber Sekartaji didirikan pada tanggal 01 Oktober 2017 oleh Indra Suroinggeno, dan di resmikan oleh Bupati Bantul Bapak Drs. H. Suharsono. Museum ini merupakan museum pertama di Indonesia bahkan di Dunia yang Berfokus pada Wayang Beber. Menampilkan Lukisan Wayang Beber dari Maestro Wayang Beber Karya Bapak Tugiman Hadisuwarno, Bapak Ngatmin, Bapak Djarot, Ibu Hermin Istiariningsih, Dani Iswardana, Seruni Bodjawati, Agus Nuryanto, Indra Suroinggeno, dan seniman Wayang Beber lainnya. Museum ini kami dirikan atas dasar kecintaan kami terhadap kebudayaan Nusantara, khususnya Wayang. Dari sekian banyak jenis Wayang di Nusantara, Wayang Beber begitu istimewa karena isi cerita Wayang Beber merupakan hasil karya asli kearifan lokal. Proses perjalanan panjang hasil karya agung leluhur dari Relief Candi berkembang ke dalam media daun Rontal kemudian kulit kayu yang bisa disebut Dlancang . Museum ini dinamai SEKARTAJI karena merupakan sebuah Condrosengkolo, singkatan bahasa Jawa : “ SEMEDI CAKRA JAWATA AJI”. Melambangkan angka 1951 Tahun Jawa atau Tahun 2017 Masehi. Penanda berdirinya Museum Wayang Beber Sekartaji. SEMEDI CAKRA JAWATA AJI mempunyai makna yang istimewa yaitu “Meditasi Menuju Pusat Energi Dewa Dewa Agung”. Energi kasih semesta yang kami jaga dengan Nguri Uri Kabudayan.

Testimoni