Data Museum

Museum Kotagede: Intro Living Museum
Jl. Tegalgendu No. 20 b PrengganPemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan bersama dengan Yayasan Pusat Studi Dokumentasi dan Pengembangan Budaya Kotagede (Yayasan Pusdok) membuat suatu gagasan mengenai konsep living museum untuk Kotagede. Kotagede yang begitu kompleks dilihat dari Situs dan Lansekap Arkeologi, Teknologi-Kemahiran Tradisional, Sastra, Seni Pertunjukan, Adat Tradisi, Agama dan Kehidupan Keseharian, serta Pergerakan Sosial Kemasyarakatan. Untuk menjembatani antara masyarakat pengunjung dengan living museum kotagede maka diperlukan suatu pusat informasi atau sebagai penghubung/ portal untuk memasuki Kotagede. . Maka Intro Living Museum Kotagede hadir sesuai dengan namanya yaitu intro, yaitu sebagai pengantar dari kawasan living museum kotagede. Diharapkan Intro Living Museum dapat menjadi titik awal untuk mengenal living museum di Kotagede dengan harapan wisatawan lebih tertarik mengunjungi living museum Kotagede yang sesungguhnya. Intro Living Museum Kotagede menempati salah satu bangunan yang menjadi cerminan warisan budaya yang cukup istimewa di Kotagede yaitu Rumah kalang yang saat ini menjadi aset Pemda DIY.

Museum Natuna
Jalan masuk komplek Natuna Gerbang Utaraku, Kelurahan Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, 29783Pendirian museum Natuna dilatarbelakangi oleh banyaknya benda- benda yang tergolong benda-benda yang diduga sebagai Cagar Budaya khususnya keramik dan yang terbanyak berasal dari masa dinasti China mulai abad 9 hingga abad 19 yang ditemukan di wilayah kepulauan Natuna baik temuan di darat tinggalan dari aktivitas-aktivitas masa lalu di kepulauan Natuna maupun di laut berupa muatan kapal-kapal karam. Penyampaian proposal pembangunan Museum Natuna telah dimulai sejak tahun 2012 dan telah ditindak lanjuti oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Cagar Budaya dan Permuseuman dengan membuat Kajian dan Masterplan Museum Natuna pada Tahun Anggaran 2013. Sebagai wujud keseriusan, Pemerintah Kabupaten Natuna telah menindak lanjuti hasil kajian dan masterplan tersebut dengan pembuatan DED Museum Natuna melalui APBD Kab. Natuna Tahun Anggaran 2014. Setelah DED Museum Natuna dibuat, selanjutnya kegiatan pembangunan Museum Kabupaten Natuna Tahap I dilaksanakan melalui APBN Tahun 2016 dengan mekanisme Tugas Pembantuan yang meliputi kegiatan pematangan lahan dan pembangunan Box Culvert. Pemabangunan tahap II dilanjutkan melalui APBN Tahun 2017 yang mencakup pembangunan fisik bangunan gedung museum yang tersu berlanjut hingga pembangunan fisik Museum Natuna selesai pada tahun anggaran APBDN 2020 akan tetapi mekanisme penganggaran tahun 2018 hingga hingga tahun 2020 diubah dari Tugas Pembantuan menjadi Bantuan Pemerintah (Banpem). Setelah bangunan gedung museum selesai tahun 2020, pada tahun 2021 Kemendikbud kembali mengalokasikan anggaran untuk pembuatan Tata Pamer Museum Natuna. Setelah semua tahapan pembangunan Museum Natuna selesai, serah terima museum Natuna dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilaksanakan pada tanggal 2 september 2022, dan Peresmian Pengoperasian Museum Natuna dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2023 bertepatan dengan momentum peringatan Hari Jadi Kota Ranai sebagai Ibu Kota Kabupaten Natuna. Sejak diresmikan dan mulai dioperasikan hingga saat ini Museum Natuna telah berjalan untuk melayani kunjungan ke museum Natuna di bawah naungan Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna.

Museum B.J. Habibie
Jl. Alwi Abdul Djalil Habibie No.1 MallusetasiMemajukan B.J. Habibie adalah sebuah museum di Kota Parepare, Sulawesi Selatan yang dibangun pada tahun 2020 untuk mengenang Bacharuddin Jusuf Habibie. Museum ini juga merupakan rumah tempat kelahiran dan masa kecil BJ Habibie ketika tinggal di Kota Parepare. Museum ini dibangun oleh Pemerintah Kota Parepare selain untuk menggenjot pariwisata juga untuk mengenang kisah hidup bapak BJ Habibie berupa penghargaan dan perjalanan hidup. Barang-barang yang ditampilkan dalam museum ini merupakan barang milik pribadi semasa hidup baik sebelum menjabat hingga setelah menjabat sebagai Presiden ke-3 Republik Indonesia.

Museum Topeng Cirebon
Jl. Siliwangi No.84 KejaksaanMuseum Topeng Cirebon didirikan dalam rangka pemanfaatan Cagar Budaya Gedung Balai Kota Cirebon. Cagar Budaya Gedung Balai Kota Cirebon yang dahulu dikenal sebagai Gemeentehuis Cheribon, merupakan gedung yang berfungsi sebagai kantor Wali Kota (Stadhuis) dan Dewan Kota (Radhuis) Cirebon. Bangunan yang diresmikan pada tahun 1927 ini dibangun menyusul pembentukan Gemeente Cirebon. Gedung dengan ciri khas gaya Art Deco ini menjadi tempat pusat pemerintahan Kota Cirebon pada masa lalu, dan masa kini menjadi salah satu landmark Kota Cirebon. Pengalihan fungsi Balai Kota Cirebon sebagai Museum Topeng Cirebon merupakan salah satu upaya Pelindungan dan Pemanfaatan Cagar Budaya Cirebon agar bangunan cagar budaya tidak hanya lestari, tetapi juga dapat berguna bagi masyarakat luas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 tentang Museum, Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Sedangkan menurut ICOM (2022), museum adalah lembaga permanen nirlaba yang melayani masyarakat dalam meneliti, mengumpulkan, melestarikan, menafsirkan, dan memamerkan warisan benda dan warisan tak-benda. Terbuka untuk umum, dapat diakses dan inklusif, museum merawat keragaman dan keberlanjutan. Museum beroperasi dan berkomunikasi secara etis, profesional dan dengan partisipasi masyarakat, menawarkan beragam pengalaman untuk pendidikan, kesenangan, refleksi dan berbagi pengetahuan. Sebagai museum yang berada di daerah, Museum Topeng Cirebon dapat menjadi sebuah rumah warisan budaya dan ekspresi budaya yang berada di garda terdepan. Adanya pendirian Museum Topeng Cirebon memunculkan banyak potensi terkait dengan pelestarian kebudayaan dan juga pendukungan pemajuan kebudayaan. Pemajuan kebudayaan nasional berdampak terhadap banyak sektor kehidupan. Pemajuan kebudayaan berpengaruh terhadap kepribadian, ketahanan, kerukunan, dan kesejahteraan bangsa. Kegiatan Pemajuan Kebudayaan ini mencakup Pelindungan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan. Ada empat peran yang bisa diambil oleh Museum Topeng Cirebon terkait dengan pendukungan pemajuan kebudayaan, yaitu: 1). Sarana Pelindungan Kebudayaan Sebagai sebuah lembaga yang bertugas untuk melindungi dan mengembangkan koleksi, Museum Topeng Cirebon secara langsung maupun tidak langsung dapat melindungi kebudayaan topeng Cirebon khususnya dan kebudayaan Cirebon pada umumnya agar dapat terus lestari, berkembang, dan terus diteliti seiring dengan perkembangan zaman. Menyasar generasi muda, harapannya dengan adanya museum ini, generasi muda dapat terus Ikut berpartisikasi dalam melestarikan kebudayaan Cirebon. 2). Sarana Informasi Kebudayaan Cirebon Sebagai sebuah lembaga yang bertugas untuk mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat, Museum Topeng Cirebon dapat memperkenalkan budayanya yang kaya kepada masyarakat luas. 3). Wadah Ekspresi Budaya Tidak hanya sebagai sarana edukasi kebudayaan Cirebon, Museum Topeng Cirebon diharapkan dapat menjadi wadah ekspresi budaya. Misalnya dengan memanfaatkan area di dalam Balai Kota sebagai ruang serbaguna yang dapat digunakan oleh masyarakat luas untuk melaksanakan berbagai kegiatan kesenian atau bahkan memprakarsai kegiatan-kegiatan budaya. 4). Wisata Edukasi Terletak di Pusat Kota Cirebon, Museum Topeng Cirebon berpotensi untuk menjadi Pusat Informasi Kebudayaan yang dapat menghubungkan wisata-wisata kebudayaan lainnya yang ada di Cirebon.

Museum Manusia Purba Klaster Dayu
Dusun/DUkuh Dayu RT 003/RW 003Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu diresmikan oleh Wakil Presiden RI Prof. Dr. Boediono (2009-2014) pada tanggal 19 Oktober 2014. Desa Dayu dipilih menjadi salah satu lokasi pendirian museum karena posisinya yang sangat penting bagi Situs Sangiran, yaitu karena potensi desa ini akan temuan masterpiece fosil manusia purba Homo erectus tipe tipik (S17), himpunan artefak insitu (alat serpih) pada Formasi Pucangan, dan lapisan tanah purba yang terkandung di dalamnya. Hal-hal tersebut menjadikan Dayu mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan menjadi pusat informasi untuk mengetahui bukti-bukti evolusi manusia, evolusi kultural, dan evolusi lingkungan yang terjadi sejak dua juta tahun yang lalu.

Museum Daerah Kabupaten Banggai Laut
Jl. Patimura No.1Banggai Laut merupakan salah satu Kabupaten yang terletak diujung timur Sulawesi memiliki sejarah masalalu dimana pernah berdirinya sebuah kerjaaan yaitu kerajaan Banggai. Hal ini tentu banyak meninggalkan banyak historis masa lampau yang berbentuk tinggalan artefak yang mengandung nilai materil. Dengan adanya tinggalan Benda Cagar Budaya tersebut menjadi dorongan kuat Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai Laut untuk mendirikan sebuah Museum Daerah guna untuk melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan tinggalan yang ada di tengah-tengah masyarakat agar dapat menjadi suatu edukasi kepada masyarakat luas tentang sejarah masa lampau. Tepatnya pada tanggal, 22 Maret Tahun 2024 telah di tetapkan oleh Bupati Banggai Laut melalui Surat Keputusan Pendirian Museum Daerah Kabupaten Banggai Laut dan tepatnya pada tanggal, 22 Juli 2024 telah di Resmikannya Museum Daerah Kabupaten Banggai Laut.