
Sepeda Ontel
monumen perjuangan rakyat jawa barat
Deskripsi
Sepeda onthel memiliki ciri khas yang membuatnya mudah dikenali: Desain Klasik: Umumnya memiliki rangka yang kokoh, posisi duduk tegak, stang tinggi melengkung, dan ban berukuran 28 inci. Katengkas (Rumah Rantai Tertutup): Salah satu fitur utama yang berasal dari bahasa Belanda kettingkast, berfungsi melindungi rantai dari kotoran dan debu, sehingga perawatan lebih mudah. Gigi Tunggal: Sebagian besar sepeda onthel menggunakan gigi tunggal (tidak bisa diubah), meskipun ada beberapa model yang dilengkapi 3 percepatan. Rem Tromol (Drum Brake): Sistem pengereman yang efektif dan tahan lama. Dinamo Lampu: Umumnya dilengkapi dinamo di roda depan untuk menyalakan lampu, sangat berguna saat berkendara di malam hari.
Sejarah
Sepeda onthel pertama kali masuk ke Hindia Belanda pada akhir abad ke-19, sekitar tahun 1890-an. Pada awalnya, sepeda ini merupakan barang mewah yang diimpor dari Eropa, terutama Belanda, Inggris, dan Jerman. Simbol Status Sosial: Pada masa awal, sepeda onthel adalah barang eksklusif yang hanya dimiliki oleh kalangan terbatas, seperti pejabat kolonial Belanda, bangsawan pribumi, saudagar kaya, dan elite masyarakat perkotaan. Memiliki sepeda onthel kala itu setara dengan memiliki kendaraan mewah zaman sekarang, bahkan harganya bisa setara dengan satu ons emas. Ini menjadikannya lambang status dan kemajuan. Penyebaran di Perkotaan: Sepeda onthel mulai populer di kota-kota besar seperti Batavia (Jakarta), Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta, yang menjadi pusat aktivitas kolonial. Kehadiran sepeda ini membawa perubahan signifikan dalam mobilitas penduduk kota.
Nomor inventarisasi :
-
Nomor Registrasi :
13.1.19
Tempat Pembuatan :
-
Status Cagar Budaya :
Bukan Cagar Budaya
Klasifikasi :
Historika
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
5 May 2024
Cara Perolehan:
Pembelian
Keaslian:
Asli
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
32.73.K.03.0031
Alamat Museum:
Jalan Dipati Ukur No. 48, Lebak Gede, Coblong, Bandung, Jawa Barat