
Wadah Cat
museum asmat
Deskripsi
Wadah cat yang mereka gunakan diukir dengan ornamen nenek moyang. Suku Asmat hanya mengenal tiga macam warna dalam kehidupannya, yaitu merah, hitam dan putih. Warna hitam berarti kegelapan, didapatkan dari arang. Warna putih, berarti tulang manusia didapatkan dari cangkang kerang yang dihaluskan, sedangkan warna merah, berarti darah manusia didapatkan dari campuran tanah merah ataupun dari getah tumbuhan.
Sejarah
Museum Asmat dibangun atas Prakarsa Ibu Tien Soeharto setelah melihat Pameran Produksi Indonesia di Silang Monas pada tahun 1985. Sebagai bentuk dukungan atas Prakarsa tersebut, Bapak Ginanjar Kartasasmita mengumpulkan barang-barang kerajinan Asmat yang belum terjual di Pameran Produksi Indonesia dan menyerahkan barang-barang tersebut kepada Ibu Tien Soeharto sebagai koleksi pertama Museum Asmat. Koleksi lainnya adalah sumbangan dari Bapak Ginandjar Kartasasmita, Bapak Basuki Slamet dan lain-lain serta kemudian dilengkapi oleh Ibu Tien Soeharto dan beberapa sumbangan dari Irian Jaya.
Nomor inventarisasi :
MA.97.06.EWR
Nomor Registrasi :
274
Tempat Pembuatan :
-
Status Cagar Budaya :
Bukan Cagar Budaya
Klasifikasi :
Etnografika
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi
Cara Perolehan:
Hibah
Keaslian:
Asli
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
31.75.K.06.0096
Alamat Museum:
RT.7/RW.2, Ceger, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13820