
Topi Laken
monumen perjuangan rakyat jawa barat
Deskripsi
Topi Laken dalam Lingkungan Sipil Eropa dan Indo-Eropa: Mode Eropa: Di kalangan masyarakat Eropa dan Indo-Eropa (Eurasia) yang tinggal di Hindia Belanda, topi laken juga menjadi bagian dari mode pakaian sehari-hari, terutama untuk pria. Topi jenis fedora, homburg, atau bowler hat (sering disebut topi Caplin) yang terbuat dari laken cukup populer di Eropa dan dibawa ke koloni. Simbol Status: Memakai topi laken yang bagus seringkali menjadi simbol status sosial dan gaya hidup yang "beradab" atau mengikuti tren Eropa. Topi ini sering dipadukan dengan setelan jas atau pakaian semi-formal lainnya. Fungsi Praktis dan Estetika: Selain sebagai bagian dari mode, topi ini juga memberikan perlindungan dari panas matahari atau sebagai pelengkap penampilan yang elegan.
Sejarah
Secara umum, topi laken pada masa penjajahan Belanda di Indonesia merefleksikan adanya interaksi budaya dan mode antara penguasa kolonial dan masyarakat lokal. Dari seragam militer hingga fashion sipil, topi laken menjadi salah satu elemen visual yang menandai era tersebut, baik sebagai simbol kekuasaan, status sosial, maupun adaptasi gaya hidup.
Nomor inventarisasi :
-
Nomor Registrasi :
13.1.11
Tempat Pembuatan :
-
Status Cagar Budaya :
Bukan Cagar Budaya
Klasifikasi :
Historika
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
5 May 2024
Cara Perolehan:
Pembelian
Keaslian:
Asli
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
32.73.K.03.0031
Alamat Museum:
Jalan Dipati Ukur No. 48, Lebak Gede, Coblong, Bandung, Jawa Barat