
Tombak
museum asmat
Deskripsi
Tombak ada dua macam yakni tombak untuk berburu binatang hutan dan tombak untuk mencari ikan. Untuk mencari ikan digunakan tombak bermata dua dan dibagian tengah terdapat hiasan krawangan. Tombak bermata satu digunakan untuk berburu binatang hutan. Pada mata tombak ditancapkan kuku burung kasuari. Pada jaman dahulu digunakan untuk menombak musuh dan diberi nama sama dengan nenek moyang yang gugur dalam penyerangan. Bahan untuk membuat tombak dipilih kayu yang kuat dan ulet.
Sejarah
Museum Asmat dibangun atas Prakarsa Ibu Tien Soeharto setelah melihat Pameran Produksi Indonesia di Silang Monas pada tahun 1985. Sebagai bentuk dukungan atas Prakarsa tersebut, Bapak Ginanjar Kartasasmita mengumpulkan barang-barang kerajinan Asmat yang belum terjual di Pameran Produksi Indonesia dan menyerahkan barang-barang tersebut kepada Ibu Tien Soeharto sebagai koleksi pertama Museum Asmat. Koleksi lainnya adalah sumbangan dari Bapak Ginandjar Kartasasmita, Bapak Basuki Slamet dan lain-lain serta kemudian dilengkapi oleh Ibu Tien Soeharto dan beberapa sumbangan dari Irian Jaya.
Nomor inventarisasi :
M.AS/TMB/037/V-2018
Nomor Registrasi :
562
Tempat Pembuatan :
-
Status Cagar Budaya :
Bukan Cagar Budaya
Klasifikasi :
Etnografika
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi
Cara Perolehan:
Hibah
Keaslian:
Asli
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
31.75.K.06.0096
Alamat Museum:
RT.7/RW.2, Ceger, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13820