Tais Sabu

museum tekstil

Deskripsi

Dua bidang persis sama yang dijahit bersama di sepanjang satu sisi panjang; jahit tangan, benang jahit sama dengan dengan yang digunakan untuk pakan tenunan. Desain: dibagi dalam tiga bagian: tengahan hitam dengan 17 garis putih (terputus-terputus) yang agak berjarak satu dengan yang lain, dan dua sisi berwarna coklat dengan garis-garis hitam (terputus-putus) dan satu lajur lebih lebar di tengah-tengahnya yang dihiasi ragam hias ikat lungsi gaya geometris berwarna biru muda atas dasar hitam. Kedua ujung tenunan diselesaikan dengan sebuah lajur sempit berwarna kuning-merah cerah-putih yang dikerjakan dengan teknik pilin (juga benang kapas pintal tangan). Ujung-ujung benang lungsi yang tidak ditenun di kedua ujung kain di biarkan lepas-lepas sebagai rumbairumbai. Dahulu Tais Sabu hanya dipakai oleh laki-laki dari kalangan terpandang di sebuah desa, akan tetapi lambat laun, sejalan dengan erosi kehidupan adat, menjadi busana biasa. Pada paruh kedua abad ke-20 muncul beberapa usaha untuk melestarikan unsur adat ini dengan pendokumentasian asal-usulnya dan pemberian dorongan pada para penenun supaya terus bertenun, dorongan berupa akses ke pasar yang menjanjikan melalui pameran disertai bazaar di Jakarta dandiberi training untuk memperbaiki mutu produk sesuai dengan permintaan pasar, di antara lain. Disumbangkan dengan 99 lembar tenunan lain kepada Museum Tekstil Jakarta atas nama alm.Ibu Herawati Diah.

Sejarah

-

Nomor inventarisasi :

2882

Nomor Registrasi :

-

Tempat Pembuatan :

Marobo (masyarakat Kemak), Bobonaro, Timor Leste

Status Cagar Budaya :

Bukan Cagar Budaya

Klasifikasi :

Etnografika

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi

Cara Perolehan:

Hibah

Keaslian:

Asli

Nama Museum :

Museum Tekstil

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

31.73.K.03.0094

Alamat Museum:

Jalan KS Tubun No.2-4

Galeri

Testimoni