
Sarung Bantal
museum rumah kelahiran bung hatta
Deskripsi
Sarung bantal adalah kelengkapan alas tempat tidur, yang lazimnya satu set dengan warna dan design menyesuaikan. Sarung bantal ini berwarna dasar putih, dengan jahitan diseluruh pinggirannya. Sarung bantal ini juga dihiasi dengan bordiran berwarna putih, dengan motif tumbuhan berupa bunga dan daun. Merupakan motif khas Minangkabau yang terinspirasi dari lingkungan alam yang ada disekitar kehidupan orang minang sesuai dengan falsafahnya “alam takambang menjadi guru”. Dengan adanya sarung bantal ini menambah kesan bersih, mewah dan nyaman bagi orang yang tidur menggunakannya. Sejarah bantal sudah ada sejak zaman peradaban Mesopotamia sejak 7.000 tahun sebelum masehi terbuat dari batu pipih melengkung yang digunakan tidak hanya sebagai penyangga kepala saat tidur tapi juga untuk melindungi telinga dari serangan serangga yang dapat masuk dan mengganggu tidur. Penggunaan batal berkembang sampai zaman yunani dan romawi yang memakai bahan yang lebih empuk seperti jerami dan bulu angsa. Di masa kini penggunaan batal telah menjadi kebutuhan yang penting dan selalu ada di atas tempat tidur dan bahannya bervariasi mulai dari kapuk/kapas sampai bahan sintetis.
Sejarah
Sarung bantal adalah kelengkapan alas tempat tidur, yang lazimnya satu set dengan warna dan design menyesuaikan. Sarung bantal ini berwarna dasar putih, dengan jahitan diseluruh pinggirannya. Sarung bantal ini juga dihiasi dengan bordiran berwarna putih, dengan motif tumbuhan berupa bunga dan daun. Merupakan motif khas Minangkabau yang terinspirasi dari lingkungan alam yang ada disekitar kehidupan orang minang sesuai dengan falsafahnya “alam takambang menjadi guru”. Dengan adanya sarung bantal ini menambah kesan bersih, mewah dan nyaman bagi orang yang tidur menggunakannya. Sejarah bantal sudah ada sejak zaman peradaban Mesopotamia sejak 7.000 tahun sebelum masehi terbuat dari batu pipih melengkung yang digunakan tidak hanya sebagai penyangga kepala saat tidur tapi juga untuk melindungi telinga dari serangan serangga yang dapat masuk dan mengganggu tidur. Penggunaan batal berkembang sampai zaman yunani dan romawi yang memakai bahan yang lebih empuk seperti jerami dan bulu angsa. Di masa kini penggunaan batal telah menjadi kebutuhan yang penting dan selalu ada di atas tempat tidur dan bahannya bervariasi mulai dari kapuk/kapas sampai bahan sintetis.
Nomor inventarisasi :
03.58
Nomor Registrasi :
58
Tempat Pembuatan :
Bukittinggi
Status Cagar Budaya :
Bukan Cagar Budaya
Klasifikasi :
Etnografika
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
18 Apr 2025
Cara Perolehan:
Pembelian
Keaslian:
Replika
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
13.75.K.05.0010
Alamat Museum:
Jl. Soekarno Hatta No. 37, Campago Ipuh, Mandiangin Koto Selayan, Bukittinggi, Sumatera Barat