Rampagoe

museum kabupaten pidie jaya

Deskripsi

Rampagoe merupakan bagian yang tak terpisahkan dari budaya pajoh ranup (bersirih) dalam masyarakat Aceh. Rampagoe berfungsi untuk mengupas, membelah dan mengiris pinang yang diisikan ke dalam sirih. Terbuat dari besi padu, rampagoe ini ditemukan di salah satu rumah warga di Pidie Jaya dan diperkirakan telah berusia lebih dari 100 tahun. Rampagoe adalah sejenis gunting yang berfungsi untuk membelah pinang (ganceb atau kanceb) ketika makan sirih. Ia terbuat dari besi dengan teknik tempa, dimana besi yang telah dipanaskan kemudian ditempa/dipukul dengan palu besar untuk membentuk besi sesuai dengan model yang diinginkan. Umumnya Rampagoe berbentuk seperti kepala burung dan kadang kala pada bagian gagangnya diberi cincin dari emas, perak, atau suasa. Selain digunakan dalam kegiatan menyirih, Rampagoe juga digunakan untuk mengupas pinang hasil panen, dan selanjutnya pinang-pinang hasil panen tersebut akan dijemur. Dalam budaya makan sirih di Aceh, Rampagoe biasanya tidak ditampilkan bersamaan dengan alat-alat pakinangan. Pinang yang disuguhkan bersama sirih sudah di potong kecil-kecil terlebih dahulu. Dalam masyarakat Aceh ada semacam pantangan atau tabu menempatkan Rampagoe bersamaan dengan pakinangan karena ia bermakna bahwa tuan rumah malas atau enggan menerima tamu. Hingga saat ini Rampagoe masih dijumpai di kalangan wanita tua di desa-desa di Aceh. (Laila Abdul Jalil, Ensiklopedia Kebudayaan Aceh II, 2018)

Sejarah

-

Nomor inventarisasi :

03.76

Nomor Registrasi :

03.2018.0104

Tempat Pembuatan :

Pidie Jaya

Status Cagar Budaya :

Bukan Cagar Budaya

Klasifikasi :

Etnografika

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

23 Jul 2018

Cara Perolehan:

Hibah

Keaslian:

Asli

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

11.18.U.04.0288

Alamat Museum:

Taman Kota Komplek Perkantoran Bupati

Galeri

Testimoni