Pori Lonjong

museum tekstil

Deskripsi

Kedua potong tenunan ini merupakan bagian atas dan bagian bawah dari satu tenunan yang sangat panjang. Pada suatu ketika dalam sejarahnya tenunan itu dipotong menjadi dua bagian yang sama ukurannya, dan dijahit/kelim sehingga dapat digunakan sebagai sepasang gorden. Oleh masyarakatnya, kain yang disebut Pori Lonjong ini digunakan sebagai hiasan atau pembatas ruang upacara dan sebagai bahan dagang bagi tetangganya di utara yang tidak mengenal teknik tenun di mana digunakan sebagai hiasan ruang upacara, unsur untuk menebus denda tradisional, dan juga sebagai rok tradisional perempuan mengganti busana asli yang dibuat dari kulit kayu. Desain: seluruh kain dibagi-bagi membentuk satu ruang persegi yang panjang, isi lajur-lajur arah pakan. Ruang berlajuran ini dibingkai di 4 sisi dengan lajur agak sempit isi deretan motif belah ketupat berlatar warna ‘coklat’ dan di luar itu satu bingkai 4 sisi lagi yang lebih sempit dan berisi garis berombak-ombak putih latar merah; di kedua ujung 2 lajur lebar arah pakan isi 2 macam motif ‘tumpal’ alias zigzag.Kedua sisi ditandai dengan 2 lajur arah lungsi isi garis-garis bewarna tanpa motif. Kedua ujung diselesaikan dengan rumbai-rumbai. Pembuatan tenunan pori yang sudah mendekati kepunahan pada pertengahan abad ke-20 mengalami suatu pembaharuan di dekade 1980 yang didorong oleh pemerintah dan perkembangan pariwisata Indonesia. Disumbangkan dengan 99 lembar tenunan lain kepada Museum Tekstil Jakarta atas nama alm.Ibu Herawati Diah.

Sejarah

-

Nomor inventarisasi :

2870

Nomor Registrasi :

-

Tempat Pembuatan :

Luwu Utara, Sulawesi Selatan

Status Cagar Budaya :

Bukan Cagar Budaya

Klasifikasi :

Etnografika

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi

Cara Perolehan:

Hibah

Keaslian:

Asli

Nama Museum :

Museum Tekstil

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

31.73.K.03.0094

Alamat Museum:

Jalan KS Tubun No.2-4

Galeri

Testimoni