Piring

museum daerah kabupaten lumajang

Deskripsi

Piring ini dibuat pada masa Dinasti Qing Cina Abad 19-20. Piring memiliki motif hias berwarna biru agak kehitaman yang terletak pada bagian dinding dalam dan tengah. Pada dinding dalam di sisi lengkungan piring memiliki motif hias berupa tanaman air namun beberapa bagian motif terlihat pudar atau tidak jelas. Bagian tengah dinding dalam terdapat lingkaran tidak berglasir sebagai bekas tumpukan pada saat proses pembakaran (spurmark) dengan lebar 0,8 – 1,2 cm dan diameter lingkaran 15 cm. Lingkar garis spurmark tersebut membatasi motif hias yang ada di tengah berupa karakter huruf cina yang diasumsikan sebagai simbol “Fu” yang memiliki arti kebahagiaan atau keberkahan. Pada dinding luar piring berglasir dan terdapat motif hias berupa 4 garis melingkar berwarna biru. Piring memiliki kaki rendah dengan dasar berglasir. Beberapa bagian dinding dalam retak dan telah mengalami penyambungan (restorasi).

Sejarah

Keberadaan keramik yang saat ini menjadi koleksi Museum Daerah Kabupaten Lumajang beberapa diantaranya menunjukkan konteks situs arkeologi dalam hal ini adalah Situs Biting. a. Telah cukup lama dilakukan penelitian terhadap keberadaan Situs Biting ini sejak tahun 1861 yaitu peninjauan yang dilakukan oleh J. Magemen, 1920 oleh A. Muhlenfeld dan penggalian percobaan tahun 1923 (OV. 1923, 84,5; OV. 1924, 11-3). Tahun 1923 dilakukan kegiatan pemotretan tembok selatan Makam Menak Koncar yang terletak di Blok Salak (Uka Tjandrasasmita 1977; 113). Selanjutnya survei arkeologi yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 1982 hingga 1991 yang dalam laporan tersebut menjelaskan adanya temuan tembikar asing (untuk menyebut istilah keramik) yang menunjukkan kurun waktu abad 14, 16 - 20. Data tersebut sebagai bukti arkeologi bahwa di wilayah Biting pernah menduduki posisi penting pada masa lalu. Keberadaan keramik di Lumajang juga dapat menunjukkan adanya kontak dengan negara lain di masa Hindu-Budha baik Cina maupun Asia Tenggara (Thailand). Keramik selain sebagai alat untuk memenuhi kelengkapan kebutuhan sehari-hari, dapat dikategorikan sebagai barang mahal karena merupakan barang impor yang didatangkan dari negara lain, oleh karena itu keramik juga dapat menunjukkan status sosial bagi pemiliknya. Hadirnya keramik selain selain adanya permintaan untuk kebutuhan sehari-hari juga dimungkinkan sebagai hadiah atau upeti kepada raja nusantara dan dalam perkembangannya untuk kepentingan komoditi. Jika dihubungkan dengan konteks temuannya yang dihubunghan dengan Situs Biting memberikan gambaran bahwa Lumajang memiliki posisi penting pada masa lalunya khususnya masa Hindu-Budha hingga masa kolonial.

Nomor inventarisasi :

04/37/lmj/2016

Nomor Registrasi :

-

Tempat Pembuatan :

Guangdong-Cina

Status Cagar Budaya :

-

Klasifikasi :

Seni Kria

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi

Cara Perolehan:

Hibah

Keaslian:

Asli

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

35.08.U.04.0251

Alamat Museum:

Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT)

Galeri

Testimoni