
Patung Hermes
museum sejarah jakarta
Deskripsi
Patung Hermes sebagai salah satu koleksi Museum Sejarah Jakarta saat ini terletak di sebelah utara halaman tengah (inner court) Museum Sejarah Jakarta menghadap selatan. Patung Hermes terbuat dari perunggu dan berwarna hitam dengan hint warna kecoklatan. Ia berdiri di atas pedestal berwarna putih keabu-abuan yang terbuat dari semen dan batu. Pedestal memiliki tinggi keseluruhan 155 cm dengan ukuran tinggi badan pedestal 123 cm, dan sisi badan 40 cm x 40 cm. Tinggi kaki pedestal adalah 28 cm, sedangkan sisi kaki pedestal 80 cm x 80 cm. Patung Hermes memiliki tinggi secara keseluruhan ±200 cm. Hermes digambarkan menginjak sebuah bola yang memiliki diameter ±30 cm. Patung menggambarkan sosok Dewa Hermes yang berada dalam posisi sedang berlari seolah menggapai sesuatu yang terletak di langit. Kaki kanannya terangkat dan menekuk ke belakang. Kaki kirinya berjinjit, bertumpu di atas sebuah alas berbentuk bola. Pada kedua kaki Hermes terdapat masing-masing sebuah sayap di sisi luar pergelangan. Tangan kirinya terangkat setinggi pinggang dan memegang sebuah tongkat kecil. Tongkat ini memiliki bola kecil di bagian atasnya, sepasang sayap di sisi kanan kiri bola, dan dua ekor ular yang melilit badan tongkat. Tangan kanannya lurus terangkat ke atas dengan posisi telapak tangan menghadap ke bawah dan telunjuk sedikit teracung ke langit. Hermes digambarkan memiliki tubuh yang kekar berotot. Pada patung ini ia bertelanjang dan hanya memakai penutup penis berbentuk menyerupai daun lima jari. Dadanya membusung dan wajahnya menengadah ke langit. Hermes tampak memiliki rambut ikal pendek dan memakai penutup kepala serupa helm dengan ornamen sepasang sayap di sisi kanan dan kirinya.
Sejarah
Patung Dewa Hermes yang sekarang berada di Museum Sejarah Jakarta, dulunya adalah milik Karl Wilhelm Stolz. Karl merupakan seorang pedagang berdarah Jerman yang memiliki sebuah toko di Batavia bernama “Jenny & Co” yang menjual aksesoris barang logam dan pecah belah. Toko Jenny & Co berada di jalan Rijswijkstraat, yang sekarang kita kenal sebagai Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Patung Hermes dibeli oleh Karl sekitar tahun 1920-an di Hamburg, Jerman. Patung tersebut kemudian dipajang di halaman rumahnya, di Mester Cornelius (sekarang Jatinegara). Namun pada tahun 1930, sepeninggal istrinya, Karl memberikan patung Hermes tersebut sebagai hadiah kepada Pemerintah Hindia Belanda. Pemberian patung tersebut sebagai ungkapan rasa syukur karena telah diberikan kesempatan untuk menjalankan bisnis di Batavia. Pemerintah Hindia Belanda kemudian memasang Patung Hermes di sudut jembatan Harmoni untuk mempercantik kota Batavia. Selain itu, Patung Hermes dipercaya membawa keberuntungan bagi para pedagang di Batavia, sehingga cocok jika diletakkan di Kawasan Harmoni yang merupakan pintu masuk ke pusat perdagangan Batavia. Sedikit menyinggung mengenai kawasan Harmoni, sejak dahulu kawasan tersebut menjadi kawasan paling modern sekaligus bergengsi di Batavia. Harmoni berada di sebuah persimpangan Jalan Majapahit, Jakarta Pusat yang letaknya tidak jauh dari Istana Negara sehingga pasti masyarakat Jakarta sangat familiar dengan kawasan ini. Nama Harmoni berasal dari sebuah gedung ketika zaman pemerintah Hindia Belanda sekitar abad ke-17 dan 18 yaitu Societiet De Harmonie yang dikenal sebagai tempat berpesta dan berkumpul kalangan kelas atas Belanda (HM, Zaenuddin, 2012 : 303). Alwi Shahab dalam bukunya berjudul Saudagar Baghdad dari Betawi menerangkan bahwa Harmoni tempo dulu merupakan tempat hiburan paling bergengsi bagi masyarakat kelas atas untuk berdansa di lantai pualam serta lampu kristal yang gemerlap (Shahab, 2004 : 110). Semakin banyaknya warga Belanda atau Eropa yang bermukim di kawasan Harmoni juga mendorong munculnya berbagai tempat hiburan lainnya seperti kafe, bioskop, klub malam, hotel dan lainnya. Hermes dalam mitologi Yunani adalah salah satu dari 12 dewa yang tinggal di Gunung Olimpus. Ia merupakan putra Zeus dan Maia yang lahir di gunung Kellina, daerah Arkadia. Hermes memiliki tugas sebagai pembawa berita untuk para dewa, terutama berita yang datang dari dewa Zeus. Hermes sangat cerdas, bertubuh atletis dan juga cekatan. Oleh karenanya ia sering dilukiskan dengan simbol khusus, yakni memakai topi dan sepatu bersayap (lambang kecepatan). Tangannya kadang-kadang memegang sebuah tongkat yang dililit ular (lambang berita) dan/ atau sebuah dompet (lambang perdagangan). Pada tahun 1999, sebuah mobil telah menabrak pembatas Jembatan Harmoni. Hal tersebut menyebabkan Patung Dewa Hermes mengalami kemiringan sehingga condong ke kiri. Pemerintah DKI Jakarta kemudian memindahkan Patung Hermes dari Jembatan Harmoni ke Museum Sejarah Jakarta, agar terlindung dari kerusakan dan pencurian. Patung Hermes yang kini berada di Jembatan Harmoni merupakan replika yang dibuat oleh seniman patung asal Jogyakarta, bernama Arsono
Nomor inventarisasi :
MSJ/KLN/PTG/1302
Nomor Registrasi :
-
Tempat Pembuatan :
-
Status Cagar Budaya :
Cagar Budaya - Benda
Klasifikasi :
Historika
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi
Cara Perolehan:
Hibah
Keaslian:
Asli
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
31.73.K.03.0187
Alamat Museum:
Jl. Taman Fatahillah No.1 Kel. Pinangsia, Kec. Tamansari, Kota Administrasi Jakarta Barat