
Miniatur Perahu Patorani
museum bahari
Deskripsi
Miniatur Perahu Patorani ini memiliki panjang 104 cm, lebar 24 cm, dan tinggi 74 cm, serta berwarna dasar cokelat muda. Layar perahu ini berjenis tilted rectangular rig atau layar segi empat yang umum digunakan perahu dari Sulawesi Selatan dan terbuat dari kain berwarna biru muda. Terdapat delapan tiang layar. Dua layar berbentuk segitiga dalam keadaan terbentang dan dua layar berbentuk persegi panjang dalam keadaan tergulung dengan jumlah keseluruhan layar 4 buah. Terdapat 2 buah dayung di bagian buritan kiri dan kanan. Lambung kapal terbuat dari susunan papan kayu yang direkatkan. Rumah perahu memiliki atap yang berada di bagian buritan. Linggi pada bagian haluan dibuat dari kayu yang menjulang seperti tiang, sementara linggi pada bagian buritan memiliki bentuk persegi. Dekorasi perahu berupa dua buah miniatur tempayan dan kursi di bagian dalam rumah. Penyangga perahu yang digunakan berbahan kayu yang dilapisi kain berwarna biru.
Sejarah
Perahu tipe Patorani merupakan perahu pencari telur dan ikan terbang asal Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Perahu Patorani sudah ada sejak zaman Kerajaan Goa yang digunakan sebagai perahu perang. Perahu ini bisa memiliki panjang sampai 13 meter dan bisa menampung muatan seberat 4 ton. Istilah Patorani sendiri diambil dari kata “torani'” yang dikenal masyarakat Galesong sebagai nama sejenis ikan terbang yang ditangkap pada saat para nelayan melaut. Maka, Patorani (tambahan “pa-” berarti “orang yang melakukan-”) merujuk pada seseorang yang pergi menangkap ikan torani atau ikan terbang, beserta dengan telurnya. Sebelum mencari ikan dan telur ikan terbang menggunakan perahu, para Patorani akan melakukan upacara ritual agar memperoleh keberuntungan dan keselamatan bersama para punggawa dan sawi, antara lain anynyikko pakkaja (persiapan alat bernama pakkaja), appakruru bale-bale (persiapan alat bernama bale-bale), apparek kalomping (pembuatan sesajian berupa kue-kue basah seperti onde-onde, beras merah, kayu manis, dan telur yang dibungkus dalam daun sirih), annisik biseang (persiapan dan bersih-bersih perahu untuk menghindari nasib buruk), serta accaruk-caruk (pesta rakyat berupa jamuan makan yang dilaksanakan di Pulau Sanrobengi). Praktik penangkapan ikan dengan tradisi patorani dianggap sebagai salah satu cara masyarakat Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan untuk melestarikan ideologi religiusnya, serta termasuk juga teknologi penangkapan ikan secara tradisional.
Nomor inventarisasi :
022/MB/006/PM/2021
Nomor Registrasi :
022
Tempat Pembuatan :
-
Status Cagar Budaya :
Cagar Budaya - Benda
Klasifikasi :
-
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi
Cara Perolehan:
-
Keaslian:
Replika
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
31.72.K.03.0277
Alamat Museum:
Jl. Pasar Ikan No. 1 Penjaringan, Jakarta Utara