
Miniatur Janggolan Madura I
museum bahari
Deskripsi
Miniatur Janggolan Madura I memiliki panjang 246 cm, lebar 104 cm, dan tinggi 74 cm, serta berwarna dasar putih. Madura mempunyai istilah tersendiri untuk menyebutkan atau menjelaskan tiap bagian perahunya, maka dari itu penjelasan selanjutnya akan menggunakan istilah-istilah Madura. Janggolan Madura ini mempunyai dua tiang layar utama berwarna putih yang bagian atasnya berwarna merah dan biru. Masing-masing tiang terletak di bagian haluan dan depan rumah. Pada bagian buritan terdapat gul-tonggul atau tiang berwarna putih yang tepat terletak di belakang rumah perahu. Bagian lenggi (linggi) haluan berwarna putih berhiaskan sulur yang berwarna merah, hijau, hitam, kuning, dan tosca. Pada bagian pakes atau ujung dan luar haluan bermotifkan geometris dan sulur tanaman yang berwarna merah, putih, tosca, hijau, hitam, dan kuning. Linggi buritan berbentuk persegi. Terdapat rumah yang berwarna putih serta hiasannya berwarna kuning, biru, putih, dan merah berbentuk geometris. Bagian lambung perahu juga bermotifkan geometris serta sulur tanaman dengan warna tosca, hijau, biru, merah, putih, dan hitam. Pada bagian lambung depan dan belakang terdapat pahatan yang menonjol dan berbentuk lancip (seperti bulbous bow) serta bermotifkan sulur berwarna hitam. Miniatur perahu disangga dua kayu pada bagian dasarnya.
Sejarah
Perahu Janggolan Madura merupakan perahu besar yang panjangnya bisa mencapai 28 M dengan muatan 200 ton. Perahu yang berukuran 125 ton masih dapat ditemui di Tanlok dan Madegan, Sampang, Madura. Wilayah tersebut merupakan wilayah bekas Karesidenan Madura yang terdiri dari empat kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. “Janggolan” secara harfiah mempunyai arti transportasi. Perahu Jenggolan juga disebut dengan nama parao janggolan, dengan ciri adanya bagian topengan dan antek. Perahu Jenggolan diklasifikasikan sebagai perahu perempuan, dihubungkan dengan penggunaan motif-motif feminin. Perahu ini berfungsi sebagai angkutan barang dagangan, mulai dari Jakarta hingga luar negeri. Pada abad ke-19, Janggolan biasa dimanfaatkan untuk mengangkut telur ikan bandeng untuk dijual di sepanjang pesisir pantai utara Jawa. Pada abad ke-20 M, Jenggolan juga digunakan untuk mengangkut balok kayu ke berbagai pelabuhan di Jawa. Jenis perahu ini dapat ditemukan di Sampang dan Kamal, Madura dengan ukuran yang relatif lebih kecil. Perahu ini mempunyai tempat air, tempat penyimpan barang, dan tempat duduk untuk penumpang. Walaupun beroperasi di kawasan Madura, perahu Janggolan justru banyak dibuat di Pasuruan, Jawa Timur. Ciri khas dari perahu Janggolan adalah dua tiang layar kokoh yang menunjang pelayaran yang lebih cepat, serta ornamen dan andangan yang khas Madura.
Nomor inventarisasi :
025/MB/009/PM/2021
Nomor Registrasi :
025
Tempat Pembuatan :
-
Status Cagar Budaya :
Cagar Budaya - Benda
Klasifikasi :
-
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi
Cara Perolehan:
-
Keaslian:
Replika
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
31.72.K.03.0277
Alamat Museum:
Jl. Pasar Ikan No. 1 Penjaringan, Jakarta Utara