
Lontar wariga parerasian
museum pendidikan nasional
Deskripsi
Lontar berasal dari bahasa Jawa : Ron tal, ‘daun tal’ adalah daun siwalan atau tal (borassus flabellifer atau palmyra dalam bahasa latin) yang dikeringkan. Daun siwalan dipotong-potong sesuai dengan kebutuhan, kemudian dicampur dengan getah daun kimbaran, setelah itu dikeringkan dan di press agar rata lalu digores dengan pisau pengutik untuk membuat tulisan, setelah tulisan tergores pada daun lontar kemudian dioleskan tintanya yang terbuat dari biji kemiri yang dibakar sampai berminyak yang kemudian dituliskan pada daun lontar. Tulisan pada daun lontar kebanyakan menggunakan bahasa Sunda Kuno di daerah Jawa Barat, bahasa Jawa Kuno di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura, bahasa Bali Kuno di daerah Bali dan bahasa Bugis - Makasar di daerah Sulawesi Selatan.
Sejarah
Tulisan pada daun lontar tertua di Nusantara diperkirakan sudah ada sejak abad ke-10 Masehi yaitu dalam kitab Syanghyang Kamanikan kitab Budhis zaman Bushido, kemudian berkembang pada masa Kerajaan Majapahit sampai masa awal kedatangan Islam ke Nusantara. Isi dari tulisan di daun lontar berupa buku-buku sastra, keagamaan, pengobatan dan mantera-mantera. Koleksi lontar di Museum Diknas UPI ada 17 lembar lontar + 1 cakepan kayu.
Nomor inventarisasi :
01.A.0011
Nomor Registrasi :
0011
Tempat Pembuatan :
-
Status Cagar Budaya :
Bukan Cagar Budaya
Klasifikasi :
Historika
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
1 Mar 2016
Cara Perolehan:
Imbalan Jasa
Keaslian:
Asli
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
32.73.K.01.0233
Alamat Museum:
Jalan Dr. Setiabudhi No.229