KRI Dewa Ruci

museum bahari

Deskripsi

Miniatur perahu ini memiliki panjang 176 cm, lebar 23 cm, dan tinggi 123 cm. Bagian lambung kapal berwarna putih, dengan garis merah pada bagian atasnya. Lubang-lubang meriam juga diberi garis berwarna merah. Miniatur perahu memiliki tiga tiang utama yang terbuat dari kayu berwarna coklat. Pada tiap tiang terdapat layar yang terbuat dari kain berwarna putih, dengan jumlah keseluruhan layar sebanyak 16 buah. Berdasarkan Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman Vol. 5 No. 1 Januari-Maret 2015 mengenai KRI Dewaruci di halaman 12-15, Kapal berukuran 58,5 meter dan lebar 9,5 meter dari kelas Barquentine ini dibangun oleh H. C. Stülcken & Sohn Hamburg, Jerman dan merupakan satu-satunya kapal layar tiang tinggi yang diproduksi oleh galangan kapal itu pada 1952, serta merupakan satu yang masih laik layar dari tiga yang pernah diproduksi.

Sejarah

Kapal Dewaruci atau yang biasa disebut dengan KRI Dewaruci merupakan kapal legendaris Indonesia yang menjadi kebanggaan TNI-AL yang masih cukup kuat untuk mengarungi samudera. KRI Dewaruci merupakan kapal latih bagi taruna Akademi Angkatan Laut yang berpangkalan di Surabaya, serta digunakan pula untuk berlayar ke berbagai negara. Ketangguhan kapal ini sudah diakui oleh dunia, dengan ratusan penghargaan yang telah diterima. Dalam catatan sejarah, kapal buatan Jerman ini berlayar ke Palembang dalam rangka menyambut hari Kemerdekaan Indonesia dan mendukung Asian Games 2018. KRI Dewaruci juga ikut dalam memeriahkan kirab obor Asian Games 2018 di Makassar. Pembuatan kapal ini dimulai pada tahun 1932, namun terhenti karena saat Perang Dunia II galangan kapal pembuatnya rusak parah. Kapal tersebut akhirnya selesai dibuat pada tahun 1952 dan diresmikan pada tahun 1953. Dewaruci dibuat pada tahun 1952 oleh H. C. Stülcken & Sohn Hamburg, di Jerman Barat, pertama diluncurkan pada tanggal 24 Januari 1953, dan pada bulan Juli dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet ALRI. Nama "Dewaruci" atau "Dewa Ruci" berasal dari salah satu kisah pewayangan yaitu pencarian jati diri ksatria kedua Pandawa yang bernama Bima.

Nomor inventarisasi :

037/MB/021/PM/2021

Nomor Registrasi :

037

Tempat Pembuatan :

-

Status Cagar Budaya :

Cagar Budaya - Benda

Klasifikasi :

-

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi

Cara Perolehan:

-

Keaslian:

Asli

Nama Museum :

Museum Bahari

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

31.72.K.03.0277

Alamat Museum:

Jl. Pasar Ikan No. 1 Penjaringan, Jakarta Utara

Galeri

Testimoni