Komponen wilahan gamelan suwukan

museum benteng vredeburg yogyakarta

Deskripsi

Gamelan terbuat dari kayu, bambu dan besi, wilahan ada 2 buah

Sejarah

Peralatan ini milik keluarga Karyo Utomo di Banaran, c. Kemudian oleh Bapak Karyo Utomo barang tersebut diserahkan kepada Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebagai koleksi. Pada saat Agresi militer II, Pangsar Sudirman memutuskan untuk melakukan perlawanan secara gerilya. para pemimpin militer diminta untuk mundur ke luar kota untuk menyusun strategi mengadakan perlawanan sisten gerilya. Tahi Bonar Simatupang, atau yang lebih dikenal sebagai Jenderal T.B. Simatupang, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan dan pembentukan Tentara Nasional Indonesia. Lahir di Sidikalang, Sumatra Utara, pada 28 Januari 1920, T.B. Simatupang dikenal sebagai seorang pemikir strategis dan nasionalis sejati yang mengabdikan hidupnya untuk Republik Indonesia. Peranannya di daerah Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi salah satu catatan penting dalam masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, khususnya pada era Agresi Militer Belanda II tahun 1948. Saat itu, setelah Belanda melancarkan agresi dan menduduki ibu kota Yogyakarta, TNI menerapkan strategi perang gerilya. T.B. Simatupang, yang menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Perang, turut memimpin dan mengorganisasi kekuatan TNI dari wilayah pedalaman, termasuk di Kulon Progo.Kulon Progo, dengan kondisi geografis perbukitan Menorehnya, menjadi salah satu basis penting gerilya pasukan TNI dan menempati rumah penduduk Bapak Karyo Utomo di Banaran. Dalam situasi sulit dan penuh keterbatasan, T.B. Simatupang bersama para pejuang lokal dan tokoh masyarakat membangun komunikasi serta koordinasi militer. Ia turut memperkuat moral pasukan dan rakyat dengan semangat perjuangan yang tak kenal menyerah.Di kawasan inilah, semangat integrasi antara TNI dan rakyat makin terasa. Simatupang tak hanya memimpin secara militer, tetapi juga menanamkan nilai-nilai disiplin, integritas, dan pentingnya persatuan dalam menghadapi penjajahan. Kulon Progo menjadi saksi bagaimana perjuangan fisik dan diplomasi berjalan beriringan, dengan Simatupang sebagai tokoh yang menjembatani keduanya.Setelah kemerdekaan dipertahankan, T.B. Simatupang tetap dikenal sebagai pemimpin militer yang berpandangan jauh ke depan. Ia kemudian menjadi Kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia menggantikan Jenderal Sudirman, dan berperan besar dalam mewujudkan tentara yang profesional dan loyal kepada negara, bukan kepada kepentingan golongan.Hari ini, semangat perjuangan T.B. Simatupang di Kulon Progo tetap hidup sebagai inspirasi bagi generasi muda. Keteguhan, kecerdasan, dan keberanian beliau menjadi simbol bahwa perjuangan tak selalu dengan senjata, tapi juga dengan pikiran dan prinsip.

Nomor inventarisasi :

14.10

Nomor Registrasi :

293

Tempat Pembuatan :

-

Status Cagar Budaya :

Cagar Budaya - Benda

Klasifikasi :

Biologika

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

19 Jan 1994

Cara Perolehan:

Imbalan Jasa

Keaslian:

Asli

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

34.71.K.01.0043

Alamat Museum:

Jl. Margo Mulyo No.6 Yogyakarta 55121

Galeri

Testimoni