Kolintang Melody (Ina Esa)

museum tari dan musik nusantara

Deskripsi

Bilah kayu berkualitas (telur/ cempaka), resonator kayu Bilah disetel untuk menghasilkan nada melodik (diatonis); ditempatkan pada kotak resonator sesuai urutan nada. Satu unit melodi dengan rentang nada (catat jumlah bilah dan rentang nada); permukaan bilah terlihat halus atau bernoda. Fungsi nya Mengemban melodi utama dalam ansambel kolintang; sering dipegang oleh pemain lead.

Sejarah

Kolintang berasal dari masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara. Pada awalnya, kolintang digunakan dalam upacara adat, penghormatan arwah leluhur, dan ritual keagamaan. Nama “kolintang” diyakini berasal dari bunyi “tong” (nada rendah), “ting” (nada tinggi), dan “tang” (nada sedang). Seiring masuknya agama Kristen dan kolonialisme, fungsi kolintang bergeser dari sakral menjadi hiburan rakyat, lalu berkembang ke bentuk kolintang modern bernada diatonis yang kini dimainkan dalam berbagai pertunjukan, diplomasi budaya, bahkan orkestra internasional.

Nomor inventarisasi :

MTMN-AMT-2025-009

Nomor Registrasi :

RBNPB/MTMN/AMT/2025-

Tempat Pembuatan :

-

Status Cagar Budaya :

Bukan Cagar Budaya

Klasifikasi :

Etnografika

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi

Cara Perolehan:

Pembelian

Keaslian:

Replika

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

36.74.K.06.0027

Alamat Museum:

Jl.Elang Raya No.1

Galeri

Testimoni