Kero (Kamar Kakek)

museum rumah kelahiran bung hatta

Deskripsi

Kero merupakan rangka tempat tidur yang terbuat dari besi. Kero besi ini berwarna coklat kehitaman dengan motif flora. Pada bagian atas dan pinggirannya terdapat hiasan bola emas. Kero seperti ini sudah jarang ditemukan. Pada zaman dahulu, bentuk dan jenis kero dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dan memperlihatkan tingkat ekonomi keluarga dimata masyarakat. Revolusi Industri telah membawa banyak kemajuan teknologi ke dalam rumah, begitu pula perang. Para arkeolog yang mempelajari penduduk kuno Sibudu, Afrika Selatan, telah menemukan bukti alas tidur yang terbuat dari rumput teki yang berasal dari 77.000 tahun yang lalu. Daun aromatiknya memiliki aroma yang menyenangkan yang juga berfungsi sebagai insektisida alami, mengusir nyamuk dan serangga lainnya. Penggunaan tanaman yang mirip rumput tinggi ini untuk alas tidur anyaman sangat efektif sehingga masih digunakan oleh penduduk setempat hingga saat ini. Para arkeolog telah menemukan bahwa penduduk Afrika Selatan kuno adalah semi-nomaden dan ketika mereka bermigrasi, ada bukti bahwa alas tidur dari rumput teki dibakar, mungkin untuk membersihkan daerah tersebut dan membuang hama dan bahan organik.

Sejarah

Kero merupakan rangka tempat tidur yang terbuat dari besi. Kero besi ini berwarna coklat kehitaman dengan motif flora. Pada bagian atas dan pinggirannya terdapat hiasan bola emas. Kero seperti ini sudah jarang ditemukan. Pada zaman dahulu, bentuk dan jenis kero dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dan memperlihatkan tingkat ekonomi keluarga dimata masyarakat. Revolusi Industri telah membawa banyak kemajuan teknologi ke dalam rumah, begitu pula perang. Para arkeolog yang mempelajari penduduk kuno Sibudu, Afrika Selatan, telah menemukan bukti alas tidur yang terbuat dari rumput teki yang berasal dari 77.000 tahun yang lalu. Daun aromatiknya memiliki aroma yang menyenangkan yang juga berfungsi sebagai insektisida alami, mengusir nyamuk dan serangga lainnya. Penggunaan tanaman yang mirip rumput tinggi ini untuk alas tidur anyaman sangat efektif sehingga masih digunakan oleh penduduk setempat hingga saat ini. Para arkeolog telah menemukan bahwa penduduk Afrika Selatan kuno adalah semi-nomaden dan ketika mereka bermigrasi, ada bukti bahwa alas tidur dari rumput teki dibakar, mungkin untuk membersihkan daerah tersebut dan membuang hama dan bahan organik.

Nomor inventarisasi :

03.36

Nomor Registrasi :

36

Tempat Pembuatan :

Bukittinggi

Status Cagar Budaya :

Bukan Cagar Budaya

Klasifikasi :

Etnografika

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

18 Apr 2025

Cara Perolehan:

Pembelian

Keaslian:

Replika

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

13.75.K.05.0010

Alamat Museum:

Jl. Soekarno Hatta No. 37, Campago Ipuh, Mandiangin Koto Selayan, Bukittinggi, Sumatera Barat

Galeri

Testimoni