
Jangkar Batu (Balango)
museum bahari
Deskripsi
Jangkar kayu ini memiliki panjang 203 cm dengan lebar tangan 90 cm. Jangkar kayu hanya memiliki satu tangan, yang diikat menggunakan rotan pada badan jangkar. Pada bagian pemberat diberi sebongkah batu yang diikatkan dengan tali rotan. Mesin jangkar (chain controller) terbuat dari kayu dan logam yang menggunakan tenaga manual dengan tenaga tangan. Tali jangkar merupakan tali tambang berwarna coklat. Jangkar batu pada zaman dahulu digunakan oleh perahu nelayan dengan muatan 1-2 ton.
Sejarah
Penggunaan jangkar batu saat ini telah banyak digantikan oleh jangkar yang terbuat dari logam, walaupun beberapa kapal-kapal kecil dengan rute pelayaran antarpulau (jarak dekat) di Indonesia masih menggunakan jangkar berbahan dasar batu dan kayu untuk kebutuhan memanen hasil laut tertentu, seperti rumput laut. Jenis-jenis batu yang digunakan dalam pembuatan jangkar ini pun sangat penting, walaupun fungsinya tidak berbeda antara jangkar batu maupun yang lainnya. Jika dianalisis, peletakan jangkar pada kapal yang digunakan sangat penting dalam hal membangun informasinya. Jangkar kayu/batu merupakan jenis jangkar tradisional kemudian diadaptasi materialnya menjadi jangkar besi. Khusus tali jangkar dianyam dari sejenis tumbuhan akar panjang. Penggunaan jangkar yang juga disebut dengan nama balango ini banyak ditemukan di antara nelayan tradisional asal Desa Panaikang, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Balango digunakan pada jenis perahu bercadik (Lopi Biruang), perahu pagatang (Lopi Pagatang), dan perahu soppe (Soppe’ Bajo).
Nomor inventarisasi :
056/MB/012/NV/2021
Nomor Registrasi :
056
Tempat Pembuatan :
-
Status Cagar Budaya :
Cagar Budaya - Benda
Klasifikasi :
-
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
27 Mar 2021
Cara Perolehan:
Warisan
Keaslian:
Asli
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
31.72.K.03.0277
Alamat Museum:
Jl. Pasar Ikan No. 1 Penjaringan, Jakarta Utara