Awer

museum asmat

Deskripsi

Awer terbuat dari daun sagu muda, biasa disebut pisis oleh orang Asmat. Daun pisis dipotong dari tengah tulang daun dan dilepaskan sehingga daun tersebut sangat tipis, setipis kertas. Dari daun tipis tersebut dapat digunakan untuk berbagai benda, salah satunya adalah awer. Awer merupakan pakaian tradisional orang Asmat yang digunakan oleh perempuan yang sudah memasuki masa puber. Awer tidak hanya digunakan oleh wanita tetapi juga para pria. Jika wanita mengenakan awer menutupi bagian dada dan bawah pinggang, tetapi pria menggunakannya hanya sebatas pinggang kebawah sampai atas lutut.

Sejarah

Museum Asmat dibangun atas Prakarsa Ibu Tien Soeharto setelah melihat Pameran Produksi Indonesia di Silang Monas pada tahun 1985. Sebagai bentuk dukungan atas Prakarsa tersebut, Bapak Ginanjar Kartasasmita mengumpulkan barang-barang kerajinan Asmat yang belum terjual di Pameran Produksi Indonesia dan menyerahkan barang-barang tersebut kepada Ibu Tien Soeharto sebagai koleksi pertama Museum Asmat. Koleksi lainnya adalah sumbangan dari Bapak Ginandjar Kartasasmita, Bapak Basuki Slamet dan lain-lain serta kemudian dilengkapi oleh Ibu Tien Soeharto dan beberapa sumbangan dari Irian Jaya.

Nomor inventarisasi :

-

Nomor Registrasi :

-

Tempat Pembuatan :

-

Status Cagar Budaya :

Bukan Cagar Budaya

Klasifikasi :

Etnografika

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi

Cara Perolehan:

Hibah

Keaslian:

Asli

Nama Museum :

Museum Asmat

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

31.75.K.06.0096

Alamat Museum:

RT.7/RW.2, Ceger, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13820

Galeri

Testimoni