INVENTARISASI DAN KAJIAN KOLEKSI TEMPAYAN MUSEUM BALANGA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Tempayan menjadi salah satu komoditas perdagangan dijual melalui pelabuhan Martaban di wilayah Burma, sehingga terkenal dengan sebutan tempayan Martaban atau Martavan. Tempayan martaban akhirnya sampai ke Kalimantan dari Burma, Thailand, dan Cina pada awal abad ke-3 dan ke-4 M, tetapi baru setelah Dinasti Yuan volume perdagangan ke Asia Tenggara lebih banyak. Masyarakat di Kalimantan Tengah, menempatkan tempayan sebagai benda penting dalam kehidupannya. Pentingnya kedudukan tempayan bagi masyarakat menyebabkan perlunya dilakukan sebuah kajian terhadap tempayan menggunakan data hasil inventarisasi tersebut. Kajian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui ragam bentuk dan kronologi tempayan koleksi Museum Balanga. Metode kajian ini bersifat deskriptif analitis dengan penalaran induktif. Data yang digunakan berasal dari hasil inventarisasi koleksi tempayan martavan dan data pustaka lainnya yang berkaitan dengan keberadaan tempayan di Kalimantan. Hasil inventarisasi tempayan akan dikelompokkan berdasarkan kronologi, bentuk, dan ukurannya dalam sebuah tabel. Selanjutnya, tabel akan dianalisis, dan disintesis untuk kemudian dilakukan interpretasi. Hasil kajian kemudian digunakan untuk menyusun rekomendasi kegiatan apa yang bisa dilakukan oleh museum untuk melengkapi data koleksi tempayan martavan tersebut. Hasil inventarisasi koleksi tempayan martavan museum Balanga menunjukkan bahwa ukuran tempayan ada yang besar, sedang, dan kecil, mayoritas berasal dari Cina Golong IV (abad ke-16—18 M), dan sebagian lainnya dari wilayah Asia Tenggara seperti Vietnam dan Tahiland. Tempayan Singkawang juga ada, yang dibuat menyerupai tempayan Cina.
Museum | : | Museum Balanga |
Tipe Kajian | : | Koleksi |
Tahun | : | 2021 |
Pengkaji | : | Instansi |
Nama Pengkaji | : | Sunarningsih dan Ida Bagus Putu Prajna Yogi |
Bentuk Publikasi | : | Digital |
Media Publikasi | : | |
Tautan Media Publikasi | : | |
File Kajian | : | Lihat File Kajian |